Minggu, 08 Desember 2013

BUDIDAYA PORANG

SEKILAS PORANG


Tanaman Porang adalah tanaman daerah tropis yang termasuk family iles-iles. Tanaman ini mempunyai umbi yang kandungan Glucomanan-nya cukup tinggi.

Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan menchun. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil/katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.



Di Indonesia tanaman Porang dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah asalnya. Misalnya disebut acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong (Nganjuk) dll. Banyak jenis tanaman yang sangat mirip dengan Porang yaitu diantaranya: Suweg, Iles-iles dan Walur.






Syarat Tumbuh
Tanaman Porang pada umumnya dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja, namun demikian agar usaha budidaya tanaman Porang dapat berhasil dengan baik perlu diketahui hal-hal yang merupakan syarat-syarat tumbuh tanaman Porang, terutama yang menyangkut iklim dan keadaan tanahnya.



Keadaan Iklim

Tanaman Porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh). Tanaman Porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman Porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 M dpl. Namun yang paling bagus pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 - 600 M dpl.

Keadaan Tanah
Untuk hasil yang baik, tanaman Porang menghendaki tanah yang gembur/subur serta tidak becek (tergenang air). Derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 - 7 serta pada kondisi jenis tanah apa saja.

Kondisi Lingkungan
Naungan yang ideal untuk tanaman Porang adalah jenis Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain, yang pokok ada naungan serta terhindar dari kebakaran. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik.

Perkembangbiakan Porang
Perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Secara umum perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu anatara lain:



Perkembangbiakan dengan Kathak/ Biji
Dalam 1 kg Katak berisi sekitar 100 butir katak. Katak ini pada masa panen dikumpulkan kemudian disimpan sehingga bila memasuki musim hujan bisa langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan.



Perkembangbiakan dengan Biji/Buah

Tanaman Porang pada setiap kurun waktu empat tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 50 butir yang dapat digunakan sebagai bibit Porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.

Perkembangbiakan dengan Umbi
- Dengan umbi yang kecil, ini diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bibit.
- Dengan umbi yang besar, ini dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut dipecah-pecah sesuai dengan selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah di siapkan.

Manfaat Porang
Manfaat Porang banyak sekali terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat Glucomanan yang ada di dalamnya. Adapun manfaat umbi Porang adalah sebagai berikut: Bahan lem, Juli, Mie, Conyaku / tahu, Felem, Perekat tablet, Pembungkus kapsul, dan Penguat kertas.

Pemasaran
Pangsa pasar umbi Porang mencakup pasar luar negeri dan dalam negeri.
1. Untuk pangsa pasar dalam negeri;
umbi Porang digunakan sebagai bahan mie yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahan dasar.
2. Untuk pangsa pasar luar negeri;
masih sangat terbuka yaitu terutama untuk tujuan Jepang, Taiwan, Korea dan beberapa negara Eropa.
Produk dipasarkan oleh LMDH binaan Perum Perhutani dalam bentuk unbi basah dan umbi kering (chips)


PORANG DAN NILAI EKONOMI
Harga kathak [buah biji porang] di pasaran Rp15 ribu/kilogram.

Budidaya porang dapat dilakukan dengan tiga macam cara:

a. Dari kathak: 2-3 tahun sampai masa panen

b. Dari bubil benih: perlu 4 tahun sampai panen
c. Dari umbi: dalam satu tahun kemudian bisa dipanen
Dengan awal tanam umbi berukuran 0, 5 kilogram dan atau sampai dengan 1/kg per satuan, setelah melewati masa pelihara satu tahun bisa terjadi pembesaran sampai tiga kali ukuran semula, yaitu 1,5 sampai 3 kg per umbinya.
Harga umbi porang yang siap olah menjadi bahan makanan Rp1500/kilogram. 



PORANG DI HUTAN JATI
sejenis tanaman penghasil umbi, satu rumpun dengan keluarga tanaman iles-iles lainnya: seperti Talas [Bentul], Ganyong, Gembili maupun umumnya tanaman semak belukar yang dalam akarnya mengandung cadangan kalori mudah tumbuh di kawasan hutan jati



Dapat dikatakan, tanaman porang mempunyai sifat misterius karena akan serta merta bermunculan di bawah tegakan hutan jati saat datang musim hujan dan mendadak seakan lenyap tanpa jejak seiring masuknya musim kemarau


Adapun prosesnya, daun dan batang tanaman porang saat kemarau akan menguning sampai berubah menjadi serasah kering. Namun, seiring datangnya musim hujan, tanaman porang pun kembali memunculkan batang dan daunnya.